ANEMIA PADA
IBU HAMIL
I.
PENGERTIAN
Anemia adalah
salah satu masalah
kesehatan global yang
umum dan tersebar luas
serta memengaruhi 56 juta wanita di seluruh dunia, dan dua pertiga di
antaranya berada di Asia (Soh, 2015). Anemia
pada wanita usia
subur menjadi perhatian
World Health Organization dan
ditargetkan dapat direduksi sebanyak
50% pada tahun
2025. Menurut data
Riskesdas (2013), kelompok
ibu hamil merupakan salah
satu kelompok yang
berisiko tinggi mengalami
anemia. Anemia pada
ibu hamil umumnya merupakan
anemia relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan yaitu adanya
hemodelusi (Huang, 2015).
Ibu hamil dapat
mengalami anemia karena
kebutuhan zat besi
selama hamil meningkat untuk
pertumbuhan janin
Anemia,
kelainan hematologi yang paling umum, adalah penurunan konsentrasi eritrosit
atau hemoglobin dalam darah. Dua penyebab paling umum dari anemia pada
kehamilan dan masa nifas adalah kekurangan zat besi dan kehilangan darah akut.
Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, dan kegagalan untuk
mempertahankan kadar zat besi yang cukup dapat mengakibatkan konsekuensi
ibu-janin yang merugikan (American
College of Obstetricians and Gynecologists, 2021)
Anemia pada
saat hamil disebut Potential Danger
To Mother and
Children
(potensial membahayakan
ibu dan anak),
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan pada
lini terdepan (Manuaba,
2010). Angka anemia
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai
yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil riskesdas 2018, proporsi bumil
anemia di Indonesia mencapai 48,9% (Kemenkes, 2018).
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan dan asupan makanan yang rendah, serta dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Zat besi diperlukan otak bayi untuk berkembang sejak dini. Kekurangan zat besi sebelum kehamilan jika tidak diatasi dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil (Parulian & Roosleyn, 2016)
II.
INDIKASI
Gejala
yang dialami oleh penderita anemia seringkali tidak terlihat secara signifikan
pada penderita anemia ringan. Anemia dapat di diagnosis secara pasti melalui
pemeriksaan laboratorium, namun gejala umum untuk penderita anemia adalah
lemah, letih, lesu, pucat dan cepat lelah (Nurbadriyah, 2019:20).
Menurut
Supariasa et al. (2016: 163) ketika seseorang terkena anemia gizi besi dapat
dilihat dari tanda klinis, diantaranya sebagai berikut :
1) Lelah, lesu, lemah, letih, dan lunglai (5L)
2) Bibir tampak pucat
3) Napas pendek
4) Lidah
licin
5) Denyut jantung meningkat
6) Susah buang air besar
7) Nafsu makan berkurang
8) Kadang-kadang pusing
9) Mudah mengantuk
Tingkatan
anemia pada ibu
hamil menurut Tarwoto
(2017), terbagi 3
Tidak anemia |
>11 gr% |
Anemia ringan |
9-10 gr% |
Anemia sedang |
7-8 gr%) |
Anemia berat |
<7 gr% |
III.
PENYAKIT YANG TIMBUL
Anemia dalam
kehamilan dapat berdampak
buruk terhadap mortalitas
dan morbiditas ibu maupun
janin.
Efek anemia pada bayi di antaranya Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), lahir
prematur, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), dan peningkatan risiko kematian
neonatus.
Sedangkan efek anemia
kehamilan pada ibu di antaranya
sesak nafas, kelelahan,
gangguan tidur, meningkatkan risiko
pendarahan saat persalinan,
pre-eklamsia, dan sepsis
(Noran and Mohammed, 2015; Sharma and Meenakshi, 2010)
IV.
CARA
MENANGGULANGI
a.
Penanggulangan anemia pada ibu hamil yang bisa dilakukan
oleh bidan yaitu dengan memberikan
tablet Fe 90
tablet pada setiap
ibu hamil diminum
menjelang tidur memberikan KIE
tentang anemia dan kebutuhan zat besi.
Zat besi merupakan zat yang sulit untuk
diserap oleh tubuh. Oleh
karena itu, pemberian
tablet Fe saja kurang efektif
untuk meningkatkan kadar hemoglobin
apalagi bila ibu
tidak patuh mengkonsumsi
tablet Fe. Sehingga diperlukan
bantuan untuk penyerapan
zat besi itu
sendiri. Vitamin C
salah satu kombinasi yang
baik untuk membantu
penyerapan zat besi (Guyton,
2013).
b.
Tidur
lebih banyak yaitu sekitar 8-10 jam karena jantung ibu hamil harus bekerja 4-5 kali lebih keras
selama kehamilan untuk menjaga agar darah dan oksigen yang mengalir melalui
tubuh ibu dan bayi tercukupi dengan baik (Murat, et al, 2015)
c.
Salah satu cara mengatasi dan mencegah masalah anemia
pada masa kehamilan mengkonsumsi makanan yang tinggi mengandung zat besi contoh
kurma. Buah kurma mengandung energi yang tinggi yang memiliki kandungan
karbohidrat, triptofan, vitamin C, B6,
serat, besi, zink, fosfor dan mineral lainnya (Widowati dkk 2019).
d.
Makan makanan yang mengandung protein seperti daging
merah, hati, daging ayam, seafood, tahu, tempe (Widowati dkk 2019)
Komentar
Posting Komentar