Hamil dan melahirkan anak keempat ditengah pandemi yang hari-harinya sering dag dig dug cemas, sedih campur aduk.
Kita tau bersama bagaimana berita-berita sakit hingga kematian itu berdatangan mulai dari tetangga, kerabat, sampai entah siapa itu.
Alhamdulillah biidznillahi ta'ala Allah mentakdirkan kami laluinya dengan pendamping dari Rahmadina Center. Dimana saat konsultasi kehamilan hingga proses persalinan selalu memberikan rasa nyaman, tenang dan merasa aman.
Dari persalinan mush'ab ini, aku merasa terharu oleh perjuangan bidan-bidan Rahmadina Center.
Aku berangkat subuh, disambut ramah oleh bidan hida. Di periksa awal, dilihat kelengkapan prosedur kesehatan, dll setelah itu baru boleh masuk ruangan yang di dalam.
" mbak, mohon maaf tungguh sebentar nggih, ruangannya masih kami persiapkan. Mb faizah kalau mau sholat subuh dulu monggo"
Sambil siap-siap sholat, aku melihat bidan hida bersihin tempat tidur dan bidan mida mondar-mandir ambil perlengkapan. Kelihatan dari kedua bidan ini capek, tapi maasyaAllah mereka tidak menurunkan kualitas melayani dan mendampingi ibu bersalin.
Masuk ruangan VT udh bukaan 4, tidur miring kiri sambil pake peanut ball maasyaAllah nyaman, kaki seperti ada yg pegangin buat buka otot-otot panggul, jadi sewaktu kontraksi kerasa banget dorongan dan kontraksinya makin intens. Dan yang nyenangin banget adalah kaki gak kerasa cape.
Saat suami sudah datang dari sholat subuh, bidan hida izin untuk membantu bidan mida. Belum ada 5 menit bidan hida keluar ruangan, Rasa ingin mengejan muncul, suamiku langsung manggil bidan hida.
Nah, suka nya aku sama Rahmadina Center ini, salah satunya adalah minim intervensi yang tidak perlu. Misalnya nih, aku tidak di VT ulang saat bidan hida masuk ruangan. Cuman ditanya, sudah berasa mau mengejan mba?
Aku memjawab dengan anggukan. Tanpa di VT lagi sesuai insting seorang ibu. Karena memang Rahmadina Center ini memfasilitasi proses persalinan yang instingtif dan bebas bergerak, bidan hida dan bidan mida membantu memberikan arahan yang sesuai dengan birth plan.
Di tengah-tengah bernafas, aku Kelepasan mengejan Qodarullah air ketubannya pecah, dan mengenai wajah bidan hida, eh bidan hida malah ketawa sambil bilang, "yah gak jadi born in caul nih" maasyaAllah, sabar nya beliau ya... Aku yang malu sambil minta maaf, Tapi bidan hida malah bilang, "gak papa mb, ini sudah biasa, sudah sering kena air ketuban gini." sambil ngelapin air ketuban yg diwajahnya dan ketawa lagi. "malah pernah mba ketelen, maasyaAllah rejekiii " tambahnya lagi sambil tertawa. Aku yang tadinya tegang, gak enak, malu, jadi ikut tertawa juga.
Bayangin deh senyaman itu lho lahiran di Rahmadina, gak pake tegang malah bisa bercanda.
Gak sampai setengah jam dari masuk kamar, mush'ab lahir. jahitan tidak sampai 1/2cm. Setelahnya tidak berasa seperti dijahit saking sedikitnya jahitan.
Alhamdulillah Allah takdirkan IMD dan DCC lebih dari 2 jam,sangat menikmati momen IMD dengan kamar yang privat dan nyaman serasa di rumah sendiri.
Saat itu aku baru tau kalau di Rahmadina sedang ada 5 persalinan berturut-turut. Dengan hanya 2 bidan yang menghandle semuanya, MasyaAllah, Barokallahu fiihaa.
Aku adalah ibu bersalin nomer 3. Saat aku datang diRahmadina sudah ada 2 ibu bersalin. Setelah aku melahirkan, ada ibu hamil datang, sedangkan ruangan penuh. Jadi menggunakan ruangan praktek, setelah itu ada lagi Ibu hamil datang yang akan melahirkan menunggu ibu yang di kamar lavender check out. Kebayang kan hectic nya duo bidan kesayangan gimana, namun mereka masih melayani dan mendampingi dengan sabar, telaten dan penuh senyuman. MaasyaAllah Laa hawla wala quwwata illah billah , Allahumma baarik fiihaa. Sungguh terharu rasanya melihat perjuangan mereka berdua.
Jazakumullah khoiron Rahmadina Center
Semoga Allah selalu memberkahi dan meridhoi Rahmadina Center aamiin
Komentar
Posting Komentar